Catatan Guru Drama

notes of my thoughts

Catatan 5 November 2023: Jalan, Nangis, Duduk, dan Berteriak untuk Palestina

Gak inget kapan terakhir gue nge-post tentang konflik Palestina-Israel sebelum 2023, tapi tahun ini gue merasa perlu turun ke Jalan. Pada 5 November 2023, akhirnya gue gabung dalam rombongan Aksi Solidaritas Untuk Palestina di Monas.

Sejak berangkat dari rumah naik motor, degdegan tiap ketemu rombongan dengan atribut bendera Palestina. Ada perasaan yang gue ga tau namanya, tapi ujungnya gue menahan tangis dan mulai berair mata.

Rencana hari ini berubah, gue memutuskan ga parkir dekat Monas, tapi parkir di Blok M Plaza dan naik MRT sampai Bundaran HI. Sampai di parkiran Blok M Plaza, ketemu lagi satu rombongan keluarga yang niat ikutan aksi, lagi-lagi perasaan itu muncul. Terbayang anak-anak Palestine yang kebingungan, sedih, dan marah karena kehilangan semuanya. Mata ini perih, dada sesak, berusaha menahan airmata dengan diam. Istri gue bolak-balik tanya kenapa, tapi gue ga respon, diem aja, karena kalo gue ngomong, pasti akan meledak tangisan itu.

Skip setelah kita turun MRT dan naik ke Jalan dekat Bundaran HI. Awalnya biasa aja, tapi melihat banyak orang dengan warna-warni, gaya berpakaian yg beda-beda, perasaan itu muncul lagi. Sepanjang jalan menuju Monas, gue banyak diem. Kalau udah ga kuat, gue melipir, menjauh dari kerumunan, ngumpetin muka untuk bisa nangis. Hahaha, cengeng ya gue kalo urusan gini. Udah selesai nangis, buru-buru kejar istri yg masih semangat jalan walau sedang tidak sehat.

Sampai di sekitaran Monas, gue banyak diam lagi. Istri terus mengajak merangsek sampai panggung, tapi gue nolak, bilang ga mau dan ga perlu sampe depan panggung. Gue bilang, “Udeh di sini aja, kita ga perlu sampe depan panggung, gue cuma pengen ada di kerumunan ini, ngerasain atmosfer orang-orang ini.” Istri gue setuju. Akhirnya kita hanya sampai pada batas ke lapangan lingkar Monas lalu duduk istirahat. Di momen duduk inilah gue nangis lagi. Sementara istri sibuk ambil foto dan video, gue keinget lagi video-video keadaan Gaza, yg kebayang ya wajah anak-anak yg jadi korban, tewas, kehilangan orang tua, kehilangan seluruh keluarganya, kehilangan rumah dan itu terus berputar di memori gue. Nangis lagi.

Ga sampe 15 atau 20 menit duduk di situ akhirnya kita memutuskan untuk gerak balik keluar dari area Monas. Lagi-lagi sepanjang jalan kebanyakan diem. Istri terus jalan sambil cari-cari yang jual es teh manis, setelah itu gue berasa perut keroncongan karena belum sarapan, jadilah beli tahu Sumedang.

Selesai makan dan minum, kita keluar ke arah jalan Thamrin, dan di depan Gedung Kementerian ESDM gue duduk lagi, kali ini ngedeprok di trotoar. Sambil duduk sambil menyaksikan peserta aksi berjalan dengan poster, atribut dan ekspresi yang macem-macem. Sepanjang duduk, gue menikmati pemandangan itu, tentunya sesekali kebawa emosi lagi.

Sekitar 45 menit duduk melepas lelah, akhirnya kita jalan lagi menuju stasiun MRT Bunderan HI. Sampai di depan Mall Sarinah, ternyata lagi ada acara senam bersama, pesertanya kebanyakan ibu-ibu. Di situ entah kenapa emosi gue naik lihat ibu-ibu senam sementara ada aksi solidaritas untuk Palestina. Saat emosi meledak tiba-tiba aja gue teriak “Free Palestine!” Di luar dugaan, massa aksi yang sedang berjalan ikut teriak. Gue teriak lagi beberapa kali mereka terus menyambut. Gue berhenti teriak saat gue sadar istri gue menjauh dan gue ada di tengah jalan sendirian pegang Poster sambil teriak-teriak. Gue berhenti teriak dan kejar istri gue yang menjauh. Gue tahu dia ga nyaman. Akhirnya kita lanjut ke stasiun MRT dan pulang.

Hanya ini yang bisa gue lakukan untuk mengekspresikan solidaritas gue. Dan sekali lagi, ini bukan soal agama, ini soal kemanusiaan. Ini soal menghentikan genosida yang dilakukan Israel kepada Rakyat Palestina sejak 75 tahun lalu.

#FreePalestine #StopOccupations #PalestinaMerdeka #StopPenjajahan #makepeace

5 November 2023
Rizki Pradana

Leave a comment »